Sunday, February 12, 2017

senja

Di titik senja menuju peraduan, aku melihat bias bayangmu.
Tersenyum.
Mungkinkah kini kau telah temukan bahagia?
Hembusan angin menari di pucuk senja, mengantarkan angan akan kisah kita.
Membawa aku dalam jeruji kenangan, terkurung bersama riak hujan setelah kau pergi.
Ini tentang kesepian, kenangan, dan kisah yang tak pernah usai, bagiku.
Entah denganmu?
Senja tak pernah kehilangan pesonanya. Seperti hembus angin dan rintik hujan yang turut mengantar kepergianmu. Perih yang tetap menyisahkan bahagia.
Adakah kau pernah tahu?
Seseorang di sini pernah menganggapmu berharga di hatinya. Mungkin hingga detik ini. Aku akan mencaritahunya nanti.
Menanti ketidakpastian. Di setiap senja yang kita ciptakan.
Pernah.
Dulu.
Mungkin.
Aku masih menunggunya.
Di awal dengan lengkungan, kemudian menjadi garis datar bersama waktu yang berjalan menjauh.
Harusnya jika kau ingin aku pergi, buat aku pergi dengan ketegasan. Bukan menghilang dengan teka-teki kau tinggalkan.
Kau membiarkanku masuk kedalam labirin semu perasaanmu. Dan kau biarkan aku tumbuh bersama kebahagiaan darimu.
Lalu kotak pandoranya kau tinggalkan untuk ku pecahkan sendirian.

No comments:

Post a Comment