Saturday, March 3, 2018

Bersyukur

Hey rajib , jangan tertawa setelah membaca ini . Kutuliskan kembali kisah ini. Setelah berwaktu-waktu lamanya tidak kuceritakan pada siapapun , sebuah rahasia kecil Kecuali untuk Tuhan, diriku sendiri. , Kau dan sebagian kecil orang orang yang mengetahui blog ini .

Sejak dulu memendam rasa padamu, aku sungguh enggan berharap. Karena banyak hal menjadi pertimbangan.

Bisa jadi, aku bukan tipe orang yang akan dengan mudah kau sukai. Seperti cinta pada pandangan pertama.
Bisa jadi, kau adalah sahabat dari mantan kekasihku , dan kau tak ingin mengorbankan persahabatan itu.
Bisa jadi, hatimu terlalu mengikat erat orang dimasa lalumu , hingga membuat ku benci mengapa dia bisa dengan mudah mencampakanmu.
Bisa jadi, aku terlalu jauh dari kata sempurna. Kau tahu, sejak dulu aku tidak percaya diri.
Bisa jadi, paling jauh kau hanya akan menganggapku sebagai teman.
Sebenarnya aku bisa saja bertahan , namun aku malah semakin hanyut oleh pesonamu .

Kau tahu, Tak ada yang lebih menyenangkan dibanding mengetahui bahwa aku adalah orang pertama yang kau cari untuk kau bagi seluruh ceritamu.

Disayangi, selalu menjadi hal paling membahagiakan–apalagi olehmu.

Kau tahu bentuk rinduku padamu seperti apa? Seperti irama rintik hujan yang menghujam atap rumahku. Tanpa jeda. Dan tak mereda.

Dan kini aku bersyukur , Tuhan mengijinkan ku memenangkan hatimu . Kamu tahu, Sayang? Saat ini aku sedang berusaha memantaskan diri untuk menjadi seorang yang benar-benar tepat mendampingimu kelak. Saat ini aku mencoba untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi dan mengurangi rengekan-rengekan beserta sifat manjaku. Berusaha menjadi wanita mandiri yang tidak lagi menyusahkanmu untuk masalah sepele.

Bahkan sampai hari ini aku masih sering terbengong-bengong tak percaya setiap kau pelan mengusap kepala saat aku sedang bertingkah menyebalkan. Kau selalu bilang aku seperti anak kecil yang tak bisa menyembunyikan perasaan. Ngeyel , mulutan , sampai mau menang sendiri memang jadi kebiasaan. Tapi dengan semua keburukanku itu tak sedikit pun kau berniat meninggalkan.

Hubungan ini ternyata tidak berjalan diatas jalan tol, melainkan di pegunungan terjal yang sempat membuat ku terjungkal. Namun, kamu tetap pria yang lagi-lagi kusyukuri, sebab ternyata kau tak setega yang sempat terbayangkan

Kamu tahu? Aku bersyukur sekali Tuhan mengirimkanmu sebagai pendampingku. Lelaki introvert yang jarang bicara dgn sembarang orang , sekalinya omong bawel banget dan kebanyakan ngomong sendiri. Diajak foto pun susah  . Diajak jalan-jalan pasti lebih memilih tiduran dirumah. Lelakiku yang setia nganterin obat kerumah ketika aku sedikit mengeluh sakit untuk cari perhatian padahal rumahnya lebih jauh, jadi kalau nganter obat pasti"backtrack".

Kamu selalu bilang dengan tersenyum, "Nggak apa-apa dear. Ajib ga pengen ninda sakit . Ini udah malem Ninda jangan keluar" Ah, jawaban yang membuatku sekali lagi mengucapkan syukur kepada Tuhan karena memilikinya.

Terima kasih,  karena selalu berusaha membahagiakanku dengan tindakan-tindakan kecil penuh arti. Mungkin kamu bukan lelaki romantis seperti lelaki di drama yang setiap hari aku tonton. Kamu juga bukan lelaki kaya raya yang bisa memberikanku mobil atau jam tangan mewah, tetapi kamu lelaki humoris, dengan segala kesederhanaannya yang selalu berusaha membuatku tersenyum bahagia.

Sekali lagi, aku bersyukur karena memilikimu. Terimakasih sudah menjadi kado terbaik dihari ulang tahun ku esok

       
~ Ninda herlisa

No comments:

Post a Comment