Wednesday, October 31, 2018

Never gone #SayaBersamaRajib

Sehari Setelah kepergianmu , aku sibuk memejamkan mata ,  berharap terlelap seperti malam sebelumnya , berharap mimpi buruk ini segera usai . Berharap ketika pagi tiba kamu sudah ada disamping sambil memelukku seperti biasanya .

Sehari setelah kepergian mu , aku sibuk berkhayal , berharap menjadi orang kaya (hehehe) . Lalu membawamu kembali kerumah

Sehari setelah kepergianmu , aku sibuk berdoa berbincang bincang dengan Tuhan . Berharap diberikan jalan keluar

tentang kisah kita, yang tertulis rapi dalam memoriku. Tentang doa-doaku yang terus menguntai ke langit. Sampai saat ini dan entah sampai kapan aku terus menyebut namamu dalam doaku. Bagiku cinta itu sederhana, sesederhana ketika kamu datang membawa energi baru dalam hidupku. Mencintai selalu menciptakan keberanian dalam hidup. Seperti aku yang berani menatap masa depan ketika ku tahu hatiku telah jatuh cinta. Bukan cinta yang mengumbar hawa nafsu, cinta ini selalu menuntunku menuju kebaikan. Bukankah cinta itu indah ketika tersimpan rapat-rapat dalam hati.

Biar saja kugenggam lewat doa-doaku. Selalu tentang aku yang menunggumu dari balik rasa semangatku.  semangat yang selalu mampu membawaku berdiri tegar hingga saat ini. Cinta yang selalu mampu menghidupkan asa dan cita dalam hidupku. Demi berdiri tegak menatap masa depan bersamamu.
Yakinlah , tak ada yang berubah meski sayap mu telah patah . Bersabarlah ...

My other half

Untukmu , dengan penuh cinta.


Untukmu yang selalu ku rindu dalam doa – doa di sepanjang sujud malamku.

Untukmu yang telah memeluk resahku disepanjang waktu yang telah berlalu.

Di sini aku baik – baik saja dan semoga Allah selalu senantiasa berkenan menjaga.

Di sini aku masih menyusun mimpi – mimpi itu dan merajut segala asa.

Di sini ku beranikan diri menorehkan cahaya kehidupan untuk jiwa yang kemarin sempat padam.

Wahai engkau yang mencumbu khawatir di dalam lantunan dzikir.

Di sini aku simpan erat semua asa.

Di sini aku tetap setia pada doa – doa yang sama.

Yang dengan sabar menanti jawaban atas segala surat yang telah ku kirimkan pada-Nya.

Aku akan baik – baik saja.

Bagaimana dengan kau di sana ?

Ku harap kau tetap ingat hak atas jiwa ragamu dan tetap berdiri setegar yang aku faham.

Ku harap kau tak lupa atas mata dan hati mu yang juga menuntut untuk mendapat haknya.

Lelahmu, bayarlah semua itu.

Percayalah bahwa di sini aku pun tengah meramu impian itu.

Agar ia mekar di saat – saat yang memang benar telah digariskan baginya.

Di sini aku merajut semua harapku, agar kau tau aku tak lagi menggalaui rindu – rindu palsu.

Tetaplah pelihara hati ini sedemikian rupa.

Agar ia tak melupa Sang Pemilik Cinta Maha Sempurna

Wahai engkau yang melukis sejarah berukir kisah.

Engkau yang saat ini tengah mengurai lantunan cerita sepanjang malam.

Meniti segala makna memecah kesunyian di dalam gelap.

Tersenyumlah ! Karena Allah Maha Tahu bahwa hati ini tetap menjaga namamu.

Sunday, October 14, 2018

Home

Jika suatu hari nanti aku berkata bahwa pagi ini kamu yang paling pertama kali aku cari. Aku tidak berbohong tentang itu. Jika kau bertanya siapa yang paling aku cinta hari ini, kau akan mendengarkan detak jantungku yang malu-malu mengeja namamu. Jika suatu hari nanti kau bertanya kenapa aku memilihmu meski kamu merasa bahwa masalalumu tidak sebaik yang aku kira.

Kau keliru menilai hatiku. Bukan aku yang memilihmu, tapi hati yang terlanjur jatuh dan tumbuh seiring perjalanan denganmu. Maka berhentilah dalam kebingungan, sebab kecemasan yang sedang kamu buat justru membuat perasaanmu bergetar. Kamu hanya takut kehilangan. Padahal aku sekarang tepat berada dalam pelukanmu.

Katamu kita tidak bisa mengandalkan cinta untuk hidup. Kamu salah, justru kita tidak bisa hidup tanpa cinta. Bukankah tuhan menganugerahi cinta sebagai pelipur lara. Karenanya kita mengerti hati masing-masing, karenanya kita bertemu disebuah tempat yang masih asing. Karenanya kamu dan aku tidak lagi sendiri tapi satu.

Berhentilah berpikir bahwa kamu belum mampu. Sedangkah disini, disudut  yang beda aku selalu memujimu kepada pencipta, bahwa kamu mampu menjadi seorang pemimpin bagi hati. Perlukah aku membuat alasan yang bisa membuat kepercayaan dirimu bangkit kembali? Kurasa kamu tak butuh itu, sebab tuhan sudah memberimu kemampuan tuk menjadi nomor satu. Mungkin kamu akan selalu bertanya-tanya "kenapa seorang naif sepertiku masih terlalu percaya pada keajaiban tuhan?

Bukankah Dia menghadirkanmu dan aku tidak pernah merasa lelah melayanimu sebagai istri. Bukankah tuhan sangat bijaksana. Maka jika kamu masih ragu kenapa aku masih menerimamu dengan segala keterbatasanmu, kamu justru harus bersyukur karena tuhan hanya menghadirkan ketulusan disaat kurang tepat menurutmu namun sudah amat tepat menurutnya. Lalu, maukah kamu berjuang bersamaku? Walau mungkin aku tidak sehebat ibumu dalam membahagiakanmu dalam urusan perut maupun saat kamu lelah, tapi percayalah sebab aku tidak akan lelah tuk membuat rumahmu terasa betah.

Maka cintailah aku dengan kekuranganku, isi kurangku dengan kelebihanmu. Begitupun sebaliknya. Dan semoga semesta menjagamu di luar sana sampai akhirnya kamu pulang ke rumah kita.