Monday, November 12, 2018

Menanti lebih sabar

Semakin kita merawat cinta dalam kesabaran, semakin cinta bisa bertahan dalam musim apapun. Kamu tak perlu terlalu mencemaskan perihal sebuah kebersamaan. Bagiku, cukup pengharapan pada tuhan. Sebab tiada luka yang abadi selama tuhan bermukim di hati. Perihal ingin bersama denganmu selamanya, sudah menjadi topik pembicaraan utamaku dengan pencipta. Ia telah menabahkan hati kala musim kerinduan mengeringkan segala dahaga.

Kamu hanya perlu menyisipkan sebait asa, mengaminkan kata semoga yang sedang kurapalkan pada pencipta. Lalu, semesta yang kita lihat dari sisi yang berbeda akan menjadi satu warna saja, kita. Walau tidak semudah yang kita bayangkan, tapi selama kita berjuang bersama. Segala ketidakmungkinan akan menjadi kemungkinan. Untuk sekarang aku cukup memahami ketakutan dan kecemasan yang sedang bermuara dalam hati dan pikiranmu.

Kamu yang terlalu mencemaskan bagaimana memberi perhatian dan kenyamanan pada perempuan yang akan menemanimu dalam perjalanan. Ya, aku mengerti kecemasanmu itu. Sebab kita memiliki kecemasan yang sama. Yang kucemaskan, apakah pilihanku merupakan keputusan tuhan atau hanya keputusan takut sendirian? Tapi satu hal yang selalu kujadikan pedoman "tidak perlu menyimpan risau dalam kepala, sebab langit tidak pernah salah dalam memasangkan sekeping hati" sekarang kamu bisa tertawa lega, karena kecemasan itu hanyalah permainan pikiranmu saja. Percayalah kamu memiliki kemampuan.

Maafkan jika isi kepalaku sedikit berbeda dari perempuan-perempuan yang pernah singgah dihatimu. Mungkin kamu akan selalu kubuat bingung dengan tingkahku yang menurutmu baru. Sebab aku menyukai segala hal baru, termasuk dalam urusan mencintai. Tapi sekali mencinta, aku tak pernah mendua. Kujaga selamanya. Kupastikan tidak ada yang bisa mencintaimu sebaik aku. Perihal sebuah keterikatan dan komitmen jangka panjang yang selalu mereka ributkan. Tentang susunan angka yang semakin hari berkurang saja. Tentang kerut yang mulai tampak bergaris-garis disekitar wajah. Ah, aku sama sekali tidak memperdulikannya. Karena cinta yang datang terlalu cepat, bagiku akan pergi dengan cepat juga.

Lebih baik merawat yang ada dengan sepenuh jiwa, mengokohkan akarnya, agar kuat menghadapi terpaan badai. Mari berproses pelan-pelan, sebab aku tak terlalu menyukai sesuatu yang dadakan tanpa perencanaan. Bagiku, cinta adalah sebuah perjalanan. Dimana kita semakin tumbuh kuat seiring jaman. Walau musim berganti kulit sesering apapun, kita tetap sama. Kita tetap seperti pertama kali jumpa. Kita adalah satu jiwa. Itulah sebaik-baiknya kebahagiaan.

Bahkan ya, adakalanya kita akan menghadapi selisih paham, suasana hati yang berubah-rubah dan gangguan dari pihak ketiga. Yups, begitulah sebuah ujian. Tak pernah ada soal yang mudah. Tapi selama keyakinan dan kepercayaan yang kita rawat dari dulu tetap ada, ujian serumit apapun kita pasti bisa melewatinya.

Akhir kata, kamu yang sedang berjuang disana. Tetaplah kuat, tetaplah semangat meski kata-kata ini tidak membantumu sama sekali. Ku tunggu kamu pulang memelukku dengan erat kembali. Sebagai pembuktian cinta pada pencipta. Dan aminkan dalam hati, jika kita ditakdirkan bersama sejak pembentukan dalam rahim yang suci. Aku yakin tak ada yang mampu memisahkan. Maaf, jika sekarang rinduku sering mengganggu. Dan mohon maaf, jika nanti aku sering mengganggu tidurmu. Sepanjang kamu tak menyerah, selama itulah aku tabah. Menanti datangmu menjemputku pulang ke rumah. Rumah kita. Salam

No comments:

Post a Comment