Ajib , kamu tau? Aku tak pernah bosan menceritakanmu. Aku tak pernah bosan membicarakan apa-apa tentangmu kepada semesta. Mungkin telingamu sesekali panas karena aku sering membicarakanmu.
Apa kamu tahu juga, bahwa aku selalu menunggu kepulanganmu? Menunggu kamu untuk menyinggahkan rindumu ke tempat yang tepat yaitu aku. Ah, mungkin aku sedang bergurau tentang kepulangan rindumu. Mana tahu kamu sedang rindu dengan seseorang yang bukan aku. Mana tahu juga kamu sedang berindu-rindu ria sekarang.
Bagai rumah yang ditinggal pergi penghuninya. Aku selalu mengharap Tuannya pulang untuk kemudian membersihkan rumah yang sudah lama ia tinggalkan. Lusuh, daun-daun berguguran lalu tertiup angin dan membawanya berserakan di halaman rumah tanpa pernah disapu, debu-debu menempel di setiap sudut ruangan luar maupun dalam.
Sungguh malang rumah tanpa penghuni. Apalagi jika Kamu bahkan memilih singgah ke rumah yang belum tentu mampu membuatmu nyaman . Kamu lebih memilih singgah ke rumah yang sudah ada tuannya padahal sudah jelas-jelas aku yang butuh kamu singgahin untuk kemudian kamu bersihkan, disayang-sayang, dimanja-manja, kamu kecup dan kamu peluk.
Baik, aku mulai berlebihan. Hehe
Perlu ku ingatkan, bisa saja aku bernasib sama seperti rumah yang ku ceritakan tadi. Jadi, cepatlah pulang.
Kali ini rinduku meninggalkan sesak, karena memikirkan hal-hal buruk yang mungkin saja bisa terjadi. Sayang , apa kamu tak mau mengurangi sesakku ini dengan pelukmu yang entah kenapa bisa menjadi penenang yang manjur selain menangis? Apa kamu tak mau? Aku berharap, tak perlu menunggu jawabanmu kau sudah memelukku erat. Sangat erat. Sampai sesak namun menenangkan.
Ah, aku mulai mengkhayal yang tidak-tidak. Namun aku harap, khayalku adalah doa.
sesesak apa pun, aku tetap saja menginginkan kepulangan rindumu. Kita Hanya perlu berdoa kepada semesta agar kamu lekas mempulangkan rindumu ke tempat yang tepat. Aku tak bisa memaksa dan tak mempunyai hak untuk menyeretmu pulang.
Hanya saja aku selalu berharap menjadi tempat singgah yang menenangkan rindumu itu.
Sekali lagi. Aku sangat mengharap pulang yang kamu janjikan , aku bersiap menjadi rumah terhangat untuk kau tinggali .
Your wife. Ninda ...
Rabu , 30 Januari 2019
No comments:
Post a Comment