Monday, December 23, 2019

menjelang kepulanganmu

Maaf untuk puluhan telfon mu yang tak terjawab . Maaf untuk segala kekhawatiranmu tentang kabarku . Jangan berubah , menjelang kepulangan mu , aku sibuk merapal doa. Berharap kamu tidak berubah menjadi pemarah sebab panggilan telfonmu yang jarang ku angkat. Maafkan segala kendalaku diluar , mulai dari handphone rusak , nomer hangus , dll . Maafkan segalanya . Menjelang kepulangan mu aku resah , aku takut kamu berubah , aku takut kamu beranggapan jika aku adalah istri payah . Aku takut kamu membalas dengan cara yang buruk . Aku takut emosimu memuncak . Aku takut kamu beranjak pergi setelah aku lama menunggu kamu kembali.
Maafkan segala pikiranku yang sempit . Maafkan segala ekonomiku yang terhimpit
Jika aku salah , kumohon tetaplah beri aku senyum terbaikmu dan lekas Ajari aku lagi . Masih ingat janjimu ? Ya , ajari aku mengaji. Rangkul aku untuk berjalan lurus . Kamu jalanku menuju surga . 

Terimakasih sudah membaca ini . Setelah kamu selesai membacanya.  Tolong peluk aku dan maafkanlah  
Desember , 24/2019

Thursday, December 5, 2019

Desember kelabu

Mungkin kamu bertanya tanya dalam hatimu. Saat melihat Facebook, instagram Twitter, tulisan di blog ini dan apa saja yang aku tulis. Hampir semuanya kesedihan, patah hati , tidak bahagia dan kamu pasti merasakan tulisan tulisan ini untukmu. Seolah aku adalah istri yang lemah, orang yang sama sekali tidak bahagia semenjak kita dirundung musibah. Dugaanmu tak sepenuhnya salah. Benar , aku masih sering mengeluh. Mencurahkan semua sesak di dada melalui kata kata. Ku biarkan mengalir hanyut berbentuk luka.

Jika saat membaca tulisan ini muncul di benakmu sebuah pertanyaan "kenapa tidak menuliskan kebaikanku saja , kenapa tidak yang bahagianya saja?"

Perlu kamu tau , hari hari berat di awal kepergianmu , aku tak tau lagi harus melangkah kemana ? Kata orang , aku hanya perlu bersabar , tapi lambat laun , aku kehilangan arti kata "sabar" itu sendiri , yang aku tau didepan jalan kita masih panjang dan mau tak mau aku harus tetap berjalan ke depan layaknya orang normal sembari menunggumu pulang. Perihal kehidupan ? Jangan tanyakan , nyaris sama kejamnya seperti kehidupanmu di lapas . Hanya saja ruang gerak ku lebih bebas daripada kondisimu disana. Jangan di bandingkan , karena kita menjalani kehidupan yang berbeda sesuai rutinitas lain lain.

Satu satunya hal yang bisa memperlambat waktu adalah rindu.

Jarak telah membuat kita semakin jarang bertemu. Jarak telah menghadirkan ruang ruang sepi di kalbu. Kamu dan aku seringkali merasa sepi di keramaian. Aku mencari cari kamu di kepalaku, membawa kamu kemana saja aku pergi. Sesekali aku mengunjungi tempat yang dulu pernah kita kunjungi, hanya untuk mempercepat waktu , memastikan kita akan segera bertemu.

Hujan juga datang membawa pulang kehangatan mu di kepalaku. Sementara tubuhku harus tabah menikmati dinginnya rindu. Namun , demi satu hal yang kita sepakati. Aku pun mengerti , aku harus sabar menanti. Aku harus memperjuangan apapun yang ku miliki. Dan aku memiliki kamu , dari awal kita ini satu. Dan , segala hal yang terjadi kini hanyalah bagian dari perjuangan yg akan kita nikmati nanti , aku belajar menyabarkan hati, bahwa perasaan lelah ini tidak akan sia sia , bahwa segala rindu yang ada akan menemukan bahagia pada waktunya.

Meski terkadang , setiap senja datang atau hujan kembali pulang , kamu adalah seseorang yang menjadi alasan ku tidak mampu menahan sesak di dada. Dan air mata kadang menjadi hujan hujan yang ku sembunyikan.

Kita sama sama tau ini berat , tapi ini bukan alasan untuk melepaskan apapun yang telah terikat.

Kelak , pada senja senja yang tak lagi sepi. Kamu adalah orang yang kupeluk erat sepenuh hati. Tidak akan ada lagi jarak yang menakut nakuti . Seperti kataku tadi, seberat apapun menjaga hati , tidak hanya menjadi lelah yang tak berarti.